MAKALAH
ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI
JAWA TIMUR
Oleh :
KRISTINAWATI
A210130130
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaiukum Wr. Wb
Rasa syukur patut kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt
yang telah mengijinkan dan memberi kesehatan kepada saya sehingga bisa menyusun
makalah Ilmu Sosial dan Budaya ini dengan lancar. Hal yang mendasari saya untuk
menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya,
untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan dan untuk memperkenalkan
Kebuudayaan Kota Ngawi, Jawa Timur kepada pembaca.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing dan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan
makalah ini sehingga dapat saya selesaikan dengan baik.
Jika ada kekurangan dalam makalah ini saya minta maaf.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Desember 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku
bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan.
Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Salah satunya adalah
kabupaten Ngawi Jawa Timur yang memiliki banyak kebudayaan. Dengan
kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki oleh kabupaten Ngawi menjadikan kabupaten
Ngawi berbeda dari daerah lain. Diantaranya adalah Tari Penthuk Malikan, Tari
Orek-Orek, Tari Bedoyo Srigati, Kedeuk Bedji dan ada juga Batik Khas Ngawi dan
masih banyak lagi.
Tidak bisa kita pungkiri,
bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih
global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar
itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh terhadap budaya
nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan
daerah, akan sangat berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan
lokal.
Kebudayaan merupakan suatu
kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu
daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.
Karena kebudayaan merupakan
kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan
melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain
kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku
bangsa.
B. Rumusan
Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian dari kebudayaan?
2.
Apa hubungaan antara kebudayaan daerah dengan
kebudayaan nasional?
3.
Bagaimana pengaruh kebudayaan daerah terhadap
kebudayaan nasional?
4.
Apa saja kebudayaan yang dimiliki oleh
Kabupaten Ngawi?
C. Tujuan
penulisan
Dari rumusan masalah diatas, tujuan penulis
menulis makalah ini adalah:
1.
Mengetahui pengertian dari kebudayaan
2.
Mengetahui hubungan antara kebudayaan daerah
dengan kebudayaan nasional
3.
Mengetahui pengaruh dari kebudayaan daerah
terhadap kebudayaan nasional
4.
Mengetahui kebudayaan dari Kabupaten Ngawi.
D. Manfaat
penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari tulisan
makalah ini adalah:
1.
Mengetahui kebudayaan yang dimiliki Kabupaten
Ngawi
2.
Memahami tentang kebudayaan
3.
Memahami hubungan antara kebudayaan daerah
dengan kebudayaan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Tampak lautan hijau yang lebat dan goresan-goresan
pembangunan, begitulah pemandangan kabupaten Ngawi dari udara. Daerah tingkat
II di Jawa Timur ini cukup tersohor akan adanya pasokan padi yang cukup besar,
selain itu budaya dan alam juga tak kalah tersohor di kancah provinsi. Salah
satunya tembakau, pengolahan kedelai menjadi keripik tempe, hingga budaya serta
tempat wisata yang indah.
Ngawi merupakan daerah perbatasan antara Jawa Timur
dan Jawa Tengah, tepatnya bagian paling barat dari Provinsi Jawa Timur.
Kebudayaan Masyarakat Ngawi terpengaruh dari dua sisi yang berbeda, Jawa Timur
dan Jawa Tengah. Maka dari itu, sedikit keunikan yang menarik terdapat pada
daerah yang permai ini. Tidak salah juga kita mempelajarinya.
ASAL-USUL NAMA NGAWI
Secara Umum, nama daerah tingkat II ini berasal dari
kata "AWI" atau bambu. Selanjutnya Masyarakat sering menyebutnya
dengan cepat dan menjadi tampak terdengar 'AWI. Akhirnya kata tersebut mendapat
imbuhan huruf "NG" pada bagian depannya dan menjadi
"NGAWI".
Ngawi sekaligus ibukota dari Kabupaten Ngawi
menunjukkan pada suatu tempat yang banyak ditumbuhi oleh pohon awi, tempat
tersebut terdapat di pinggir (tepi) pertemuan Bengawan Solo dan Sungai Madiun.
Menurut Masyarakat Ngawi, tumbuhan awi memiliki arti penting:
Tanaman tersebut memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan manusia
Dalam lingkungan Masyarakat Hindu atau Budha, hutan bambu merupakan tempat suci.
Dalam lingkungan Masyarakat Hindu atau Budha, hutan bambu merupakan tempat suci.
PENETAPAN HARI JADI NGAWI
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bapak
MM. Soekarto. K. Atmojo bersama Tim Usaha Penelusuran Sejarah Hari Jadi Ngawi,
maka tanggal 7 Juli 1358 M ditetapkan sebagai Hari Jadi Ngawi. Hari Jadi Ngawi,
7 Juli 1358 Masehi ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Ngawi Nomor 04 tahun 1987, setelah mendapat persetujuan DPRD
Kabupaten Daerah Tingkat II Ngawi melalui Surat Keputusan Nomor 288.70/34/1986
pada tanggal 31 Desember 1986.
Kabupaten Ngawi adalah sebuah wilayah kabupaten di
Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah
Ngawi. Kota kabupaten ini terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur yang
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.
Sejarah
Kata Ngawi berasal dari kata awi, bahasa Sanskerta
yang berarti bambu dan mendapat imbuhan kata ng sehingga menjadi Ngawi. Dulu
Ngawi banyak terdapat pohon bambu. Seperti halnya dengan nama-nama di
daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang di kaitkan
dengan nama tumbuh-tumbuhan. Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di
sekitar pinggir Bengawan Solodan Bengawan Madiun yang banyak ditumbuhi
bambu. Nama ngawi berasal dari “awi” atau “bambu” yang selanjutnya
mendapat tambahan huruf sengau “ng” menjadi “ngawi”.
Apabila diperhatikan, di Indonesia khususnya jawa,
banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang dikaitkan dengan flora, seperti :
Ciawi, Waringin Pitu, Pelem, Pakis, Manggis dan lain-lain.
Wilayah
Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi
Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah
Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2, di mana sekitar 40 persen atau sekitar
506,6 km2 berupa lahan sawah. Secara administrasi wilayah ini terbagi ke dalam
19 kecamatan dan 217 desa, dimana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan.
Pada tahun 2004 berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) wilayah Kabupaten Ngawi
terbagi ke dalam 19 kecamatan, namun karena prasaranan administrasi di kedua
kecamatan baru belum terbentuk maka dalam publikasi ini masih menggunakan Perda
yang lama.
Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi
7° 21’ - 7° 31’ Lintang Selatan dan 110° 10’ - 111° 40’ Bujur Timur. Topografi
wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 kecamatan
terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang
terletak di kaki Gunung Lawu.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan,
Kabupaten Blora (keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Madiun di
timur,Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di selatan, serta Kabupaten Sragen
(Jawa Tengah) di barat. Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari
Pegunungan Kendeng. Bagian barat daya adalah kawasan pegunungan, bagian dari
sistem Gunung Lawu (3.265 meter)
Objek wisata
Sedangkan tempat rekreasi yang ada saat ini adalah
Pemandian Tawun, Waduk Pondok, Air terjun
Srambang, serta kebun Teh Jamus yang berhawa sejuk dan terdapat Kolam Pemandian
di sekitar Perkebunan Teh tersebut. Perkebunan Teh ini terletak di Kecamatan
Sine, Selain Kebun Teh Jamus di Kec. Sine, selain teh di kecamatan sine ada
pula perkebunan karet yang dikelola oleh PTP XXIII Tretes Juga ada Bendungan
Ndorjo yang lokasinya di Desa hargosari Dsn. Gondorejo. Selain itu terdapat juga
situs purbakala Trinil yang menyimpan fosil pithecanthropus erectus(Manusia
kera berjalan tegak) pertama kali ditemukan oleh arkeolog Belanda bernama
Eugene Dubois.
Gunung Liliran merupakan objek wisata ziarah yang
terkenal bagi masyarakat Jawa. Pada bulan Muharam (Syura) para peziarah
berdatangan ke puncak bukit pada siang dan malam hari. Sebagian dari mereka
bersemadi di beberapa gua atau berziarah ke Makam Joko Buduk. Pemandangan dari
puncak bukit memang sangat indah berupa pesawahan dan sungai yang meliuk ke
arah utara menuju Bengawan Solo. Sayang hutan di Gunung Liliran tidak indah
lagi karena tanaman pinus yang dikelola Perhutani kini banyak ditebangi.
Di daerah ini terdapat Benteng van Den Bosch yang
digunakan oleh Belanda sebagai strategi Benteng Steelsel dalam upaya
mempersempit ruang gerak Pangeran Diponegoro dalam perang gerilya. Benteng ini
sekarang terbuka untuk umum.
Makanan Khas
Makanan Khas Asli kota Ngawi Adalah Tepo Tahu (Pertama
kali di buat oleh Bp Palio), kemudian Wedang Cemue. karena rasanya yang enak
banyak tempat lain mengklaim cemue berasal dari daerahnya, tapi Cemue adalah
benar benar Asli kota Ngawi, Sate ayam Ngawi juga mempunyai rasa yang berbeda
dengan sate ayam daerah lain. Selain itu makanan ringan semacam Kripik tempe, ledre,
dan Geti banyak terdapat di Ngawi, Nasi pecel Ngawi juga memiliki rasa yang
khas berbeda dengan nasi pecel di kota lain.
Kesenian
Kesenian Daerah Asli Kabupaten Ngawi adalah Tari Orek
Orek, Tari Kecetan, Dongkrek, Wayang Krucil.
Lambang Daerah Kabupaten Ngawi ditetapkan Berdasarkan
Peraturan Daerah No. 7 Tahun 1968 pada tanggal 24 Juli 1968.
1.
Warna :
Warna Putih artinya : Kesucian
Warna Kuning artinya : Kemasyhuran
Warna Merah artinya : Patriotik, Kebranian
Warna Hijau artinya : Kemakmuran
Warna Hitam artinya : Stabilitas,
Ketangguhan
2.
Gambar :
1. Bintang bersudut lima :
Melambangkan pancaran Berketuhanan Yang Maha Esa.
Melambangkan pancaran Berketuhanan Yang Maha Esa.
2. Api yang
menyala dengan lidahnya lima buah berwarna kuning dan
bertepi merah :
Melambangkan pancaran semangat Pancasila yang senantiasa menerangi dan menjiwai penghidupan dan perjuangan Daerah Kabupaten Ngawi.
Melambangkan pancaran semangat Pancasila yang senantiasa menerangi dan menjiwai penghidupan dan perjuangan Daerah Kabupaten Ngawi.
3. Sebuah tulang batok kepala dan tulang paha
berwarna kuning di dalam lingkaran berwarna merah terletak ditengah-tengah
lambang :
Melambangkan bahwa nama Ngawi dikenal dan dicatat dalam dunia keilmuan arkeologi dengan diketemukannya sebuah tulang batok kepala dan tulang paha dari makhluk purba Pithecanthropus Erectus pada tahun 1891 oleh Dr.Eugene Dubois di desa Trinil Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi.
Melambangkan bahwa nama Ngawi dikenal dan dicatat dalam dunia keilmuan arkeologi dengan diketemukannya sebuah tulang batok kepala dan tulang paha dari makhluk purba Pithecanthropus Erectus pada tahun 1891 oleh Dr.Eugene Dubois di desa Trinil Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi.
4. Garis lebar
melintang berlekuk-lekuk dan bergelombang bagian atas berwarna putih dan
yang bawah berwarna kuning, dari sebelah kiri menuju ke tengah dan dari sebelah
kanan menuju ke tengah lalu bertemu menjadi satu :
Melambangkan bahwa Ibu Kota daerah Kabupaten Ngawi terletak didaerah pertemuan dua buah sungai (bengawan Solo berwarna putih dan Bengawan Madiun berwarna kuning).
Melambangkan bahwa Ibu Kota daerah Kabupaten Ngawi terletak didaerah pertemuan dua buah sungai (bengawan Solo berwarna putih dan Bengawan Madiun berwarna kuning).
5. Kelompok pepohonan
berwarna hijau :
Melambangkan bahwa daerah Kabupaten Ngawi dikenal dengan daerah hutan jati yang memberikan hasil kemakmuran.
Melambangkan bahwa daerah Kabupaten Ngawi dikenal dengan daerah hutan jati yang memberikan hasil kemakmuran.
6. Tulisan NGAWI terletak pada
dasar berwarna putih bagian kanan dan kiri berlekuk dan melengkung di bagian
tengahnya :
Melambangkan Wilayah Daerah Kabupaten Ngawi terdiri daerah pegunungan (kendeng) dan lereng Gunung (lawu) serta dataran rendah.
Melambangkan Wilayah Daerah Kabupaten Ngawi terdiri daerah pegunungan (kendeng) dan lereng Gunung (lawu) serta dataran rendah.
7. Padi dan Kapas
berwarna kuning dan putih di bagian samping kanan dan kiri dari kedua sudut
bintang:
Melambangkan bahwa berkat ketaqwaan kepada Alloh SWT membawa masyarakat Kabupaten Ngawi kepada ketahanan dan kesempurnaan di bidang pangan, sandang bagi kemakmuran yang adil dan merata.
Melambangkan bahwa berkat ketaqwaan kepada Alloh SWT membawa masyarakat Kabupaten Ngawi kepada ketahanan dan kesempurnaan di bidang pangan, sandang bagi kemakmuran yang adil dan merata.
8. Perisai sebagai latar
belakang dari lambang berwarna hitam dan bertepi merah dengan didalamnya
terdapat padi dan kapas masing-masing berjumlah tujuh belas, pohon jati
berjumlah delapan batang dan lekuk daun jati berjumlah empat puluh lima ;
Melambangkan semangat pertahan yang patriotic bagi ketangguhan dan stabilitas Daerah Kabupaten Ngawi yang merupakan bagian dari Negara Republik Indonesia.
Melambangkan semangat pertahan yang patriotic bagi ketangguhan dan stabilitas Daerah Kabupaten Ngawi yang merupakan bagian dari Negara Republik Indonesia.
II.
KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI
Kabupaten Ngawi adalah sebuah wilayah kabupaten di
provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Ngawi. Kota kabupaten ini
terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan
Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Ngawi memiliki beberapa kesenian dan budaya,
disini saya akan mencoba memberikan sedikit informasi tentang budaya Kabupaten
Ngawi, dan kesenian budayanya yaitu:
TARI PENTUL MELIKAN
Tarian ini ditarikan dengan memakai topeng kayu yang
melambangkan watak manusia yang berbeda-beda namun tetap bersatu dalam kerja. Topeng
ini dipengaruhi Jaman Kerajaan Kediri dan masa kini. Iringan gamelan sedikit
mendapat pengaruh Reog Ponorogo.
Tari ini digarap atau diciptakan pada tahun 1952 oleh Bapak Munajah di Desa Melikan Kelurahan Tempuran, Kecamatan Paron, Kebudayaan Ngawi. Diciptakan untuk menghibur masyarakat setelah membangun sekolah desa itu. Perkembangan selanjutnya pementasan diadakan untuk memperingati hari-hari besar nasional danharibesarIslamolehpenduduksetempat.
Gerak-gerak tarian melambangkan menyembah pada Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan ini menumbuhkan ketentraman dan kedamaian. Digambarkan dalam bentuk berbaris seperti prajurit dan setengah lingkaran.
Tari ini digarap atau diciptakan pada tahun 1952 oleh Bapak Munajah di Desa Melikan Kelurahan Tempuran, Kecamatan Paron, Kebudayaan Ngawi. Diciptakan untuk menghibur masyarakat setelah membangun sekolah desa itu. Perkembangan selanjutnya pementasan diadakan untuk memperingati hari-hari besar nasional danharibesarIslamolehpenduduksetempat.
Gerak-gerak tarian melambangkan menyembah pada Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan ini menumbuhkan ketentraman dan kedamaian. Digambarkan dalam bentuk berbaris seperti prajurit dan setengah lingkaran.
TARI OREK OREK
Ngawi sejak tahun 1980 an terkenal sebagai Bumi Orek
Orek. Sebutan ini tidak lepas dari adanya Tari Orek Orek yang tumbuh
subur dan berkembang dimasyarakat luas. Hampir disetiap acara baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat sendiri, tari ini
selalu dipentaskan. Tari Orek–orek merupakan tarian dengan gerak dinamis
dengan pemain terdiri dari pria, wanita berpasangan. Menggambarkan muda mudi
masyarakat desa yang sehabis kerja berat gotong royong, melakukan tarian
gembira ria untuk melepaskan lelah.
TARI BEDOYO SRIGATI
Tari Bedoyo Srigati ini adalah tarian sakral yang
biasanya menjadi tarian upacara adat pada waktu Ganti Langse di obyek wisata
spiritual Pesanggrahan Srigati . Tarian Ini ditarikan oleh paling sedikit 10
penari yang semua harus masih gadis. Saat ini Tari Budoyo Srigati juga biasa
ditampilkan pada saat ada jamuan tamu yang berkunjung di Ngawi. Ditarikan oleh
para gadis cantik dengan pakaian tradisional yang indah dan gerak yang lembut,
Budoyo Srigati sangat menarik untuk ditonton.
KEDUK BEDJI
Upacara Keduk Bedji merupakan salah satu cara untuk melestarikan
adat budaya penduduk Desa Tawun sejak jaman dulu. Tujuan utamanya adalah
mengeduk atau membersihkan Sumber Beji dari kotoran. Karena di sumber inilah
letak kehidupan penduduk Tawun. Menurut masyarakat sekitar, Keduk Bedji harus
dilaksanakan pada hari Selasa Kliwon setelah panen di bulan Oktober. Inti dari
ritual ini, terletak pada penyilepan atau penyimpanan kendi di pusat sumber air
Beji. Pusat sumber tersebut terdapat di dalam gua yang terdapat di dalam
sumber.
Ritual ini berawal dari pengedukkan atau pembersihan
kotoran di dalam sumber Beji. Seluruh pemuda desa terjun ke air sumber untuk
mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir.
Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan penyilepan kendi ke dalam pusat sumber. Setelah
itu, penyiraman air legen ke dalam sumber Beji dan penyeberangan sesaji dari
arah timur ke barat sumber. Selama penyeberangan sesaji, para pemuda yang
berada di sekitar sumber Beji berjoged dan melakukan ritual saling gepuk
(pukul) dengan diringi gending Jawa. Ritual tahunan ini diakhiri dengan makan
bersama Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon yang telah disediakan bagi warga
untuk "ngalub" (meraih) berkah. Warga saling berebut makanan yang
dipercaya bisa mendatangkan berkah dan keberuntungan bagi kehidupannya kelak.
BATIK KHAS NGAWI
Batik merupakan salah satu warisan dari kebudayaan
asli Indonesia Dewasa ini. Pemerintah baru-baru ini giat mengkampanyekan
memakai pakaian batik sebagai identitas nasional. Salah satu industri rumah
tangga yang sedang berkembang di dua Kecamatan yaitu di Desa Munggut Kecamatan
Padas dan Desa Banyu Biru kecamatan Ngrambe.Batik motif Ngawi ini dibuat dengan
teknologi batik tulis. Dengan mengusung ciri khas Ngawi, yaitu padi, bambu dan
manusia purba (palu purba), kain ini didesain dengan sangat teliti. Efek
rentesan pada setiap konturnya membuat proses batik tulis ini cukup lama. Oleh
karena itu kain batik tulis ini dijual dengan harga yang pantas.
III.
WISATA
KABUPATEN NGAWI
Musium
Trinil Ngawi Jawa Timur. Trinil adalah situs paleoantropologi di Indonesia
yang sedikit lebih kecil dari situs Sangiran. Tempat ini terletak di Desa Kawu,
Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (kira-kira 13 km sebelum
kota Ngawi dari arah kota Solo). Trinil merupakan kawasan di lembah Sungai
Bengawan Solo yang menjadi hunian kehidupan purba, tepatnya zaman Plistosen Tengah,
sekitar satu juta tahun lalu.
Pada tahun 1891 Eugène Dubois, yang adalah seorang
ahli anatomi menemukan bekas manusia purba pertama di luar Eropa yaitu spesimen
manusia Jawa. Pada 1893 Dubois menemukan fosil manusia purba Pithecanthropus
erectus serta fosil hewan dan tumbuhan purba lain.
Saat ini Trinil berdiri sebuah museum yang menempati
area seluas tiga hektar, dimana koleksinya di antaranya fosil tengkorak
Pithecantrophus erectus, fosil tulang rahang bawah macan purba (Felis tigris),
fosil gading dan gigi geraham atas gajah purba (Stegodon trigonocephalus), dan
fosil tanduk banteng purba (Bibos palaeosondaicus). Situs ini dibangun atas
prakarsa dari Prof. Teuku Jacob ahli antropologi dari Universitas Gadjah Mada.
Situs Museum Trinil dalam penelitian merupakan salah
satu tempat hunian kehidupan purba pada zaman Pleistosen Tengah, kurang lebih
1,5 juta tahun yang lalu yang terdapat di kota Ngawi. Situs Trinil ini amat
penting sebab di situs ini selain ditemukan data manusia purba juga menyimpan bukti
konkrit tentang lingkungannya, baik flora maupun faunanya.
Museum Trinil terletak di Jalan Raya Solo – Surabaya,
Pedukuhan Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi, kurang
lebih 13 kilometer arah barat pusat kota Ngawi, dan untuk mencapai lokasi ini
dapat ditempuh dengan semua jenis kendaraan. Sayang sekali di jalan arteri yang
bisa menjadi petunjuk utama, tidak ada satupun patokan yang bisa mengarahkan
kita ke Museum tersebut. Kalau bertanya sama seseorang hanya dijawab, “
Pokoknya belok ke gang yang ada gapura hitamnya,”. Akhirnya setelah bertanya
selama dua kali, sampailah kami di lokasi museum.
Pintu gerbang museum yang sangat sederhana terlihat
setelah masuk ke dalam 1 km dari jalan raya utama, kemudian kami melapor ke pos
penjaga untuk membayar tiket masuk. Memang luar biasa murah kalau boleh
dikatakan, bayangkan untuk melihat peradaban jutaan tahun yang lalu hanya
dikenakan biaya masuk seribu rupiah per orang. Ketika masuk ke lokasi parkir,
kesan pertama yang timbul adalah bahwa museum ini kurang optimal perawatannya,
terutama dalam hal fasilitas dan kebersihan.
Masuk ke dalam museum kami mendapati ruangan yang
dipenuhi dengan tulang-tulang manusia purba. Diantaranya adalah : fosil
tengkorak manusia purba ( Phitecantropus Erectus Cranium Karang Tengah Ngawi ),
fosil tengkorak manusia purba (Pithecantropus Erectus Cranium Trinil Area),
fosil tulng rahang bawah macan (Felis Tigris Mandi Bula Trinil Area), fosil
gigi geraham atas gajah (Stegodon Trigonocephalus Upper Molar Trinil Area),
fosil tulang paha manusia purba (Phitecantropus Erectus Femur Trinil Area),
fosil tanduk kerbau (Bubalus Palaeokerabau Horn Trinil Area), fosil tanduk
banteng (Bibos Palaeosondaicus Horn Trinil Area) dan fosil gading gajah purba
(Stegodon Trigonocephalus Ivory Trinil Area).
Disamping itu masih ada beberapa fosil tengkorak :
Australopithecus Afrinacus Cranium Taung Bostwana Afrika Selatan, Homo
Neanderthalensis Cranium Neander Dusseldorf Jerman dan Homo Sapiens Cranium.
Selain fosil-fosil tengkorak yang tersebut hal yang menarik lainnya adalah,
adanya sebuah tugu tempat penemuan manusia purba. Dulu tak banyak orang tahu
akan makna tugu itu, bahkan kemungkinan besar bisa rusak kalau tidak dpelihara
oleh seorang sukarelawan.
Wirodihardjo atau Wiro balung alias Sapari dari
Kelurahan Kawu adalah seorang sukarelawan yang menyadari bahwa tugu itu
mempunyai makna yang besar dan sangat berguna bagi penelitian selanjutnya.
Wajar ia berpendapat begitu, karena ia telah menyaksikan ekspedisi atau
penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan setelah penggalian yang dilakukan
E.Dubois dan Salenka. Orang asing atau mahasiswa datang silih berganti untuk
melakukan ekspedisi yang tentunya dengan biaya yang mahal. Oleh karena itu,
sebagai putra daerah tersebut, ia merasa ikut bertanggungjawab atas kelestarian
tempat itu.
Kehadiran Wirodiharjo di Trinil sangat berarti, karena
beliau menjadi tempat untuk bertanya para pengunjung tentang fosil di Trinil.
Walaupun tempat tersebut terkenal sebagai daerah fosil, namun kenyataan waktu
itu tidak satupun fosil yang ada di Trinil. Untuk itulah ia mengumpulkan setiap
fosil yang ditemukan di sungai Bengawan Solo. Selain itu Pak Wiro juga mendapat
laporan dari penduduk sekitar bahwa mereka menemukan fosil. Dari hari ke hari
fosil yang dikumpulkan dari tiga desa ; sebelah barat Desa Kawu, sebelah utara
Desa Gemarang dan sebelah timur Desa Ngancar bertambah banyak, atas tinjauan
Kepala Seksi Kebudayaan Depdikbud Ngawi waktu itu ( Pak Mukiyo ) ia mendapat
bantuan tiga buah almari untuk menyimpan fosil-fosil tersebut. Sejak saat
itulah Pak Wirodiharjo terkenal dengan sebutan Wiro Balung yang berarti Pak
Wiro yang suka mengumpulkan balung-balung ( tulang ).
Dan selanjutnya pada tahun 1980/1981 Pemerintah daerah
setempat mendirikan museum untuk menampung fosil-fosil tersebut yang diresmikan
oleh Bapak Gubernur Jatim “Soelarso” pada tanggal 20 Nopember 1991. Namun
sayang Wiro Balung sudah tiada sejak 1 April 1990 dan keahlian beliau
diteruskan oleh anaknya Mas Sujono ( 37 ) yang sekarang menjad juru kunci
Museum Trinil. Selain dari diorama yang ada, Mas Sujono juga banyak memberikan
keterangan tambahan kepada kami.
Diantara tambahan keterangan Mas Sujono yang sangat
penting adalah,”Bahwasannya Trinil merupakan daerah padang savanna pada masa
lampau. Kenapa ? karena adanya manusia, banteng, gajah dan hewan-hewan yang
lain yang tumbuh di satu area. Hal ini cukup menunjukkan kalau dulu daerah ini
adalah savanna. Namun kemudian setelah adanya letusan Gunung Lawu yang
berturut-turut hancurlah peradaban yang ada di Trinil dan sekitarnya,” kata Mas
Sujono dengan mimik serius. Dengan melihat Museum Trinil suatu kearifan dapat
kita tarik dari berbagai temuan para ilmuwan tentang manusia purba. Adalah
suatu kenyataan bahwa dibalik keanekaragaman wujud kehidupan kita dewasa ini,
sesungguhnya ada kesamaan asal-usul kita seluruhnya sebagai manusia.
Benteng Pendem Ngawi
Ngawi merupakan kabupaten di Jawa Timur, di
Ngawi terdapat tempat yang dulunya misterius namun sekarang sudah tidak lagi.
Tempat misterius tersebut adalah sebuah benteng yang dijadikan markas Yon
Armed 12 sebgai tempat latihan militer yang kemudian pindah ke lokasi baru di
jalan Siliwangi karena Kondisi benteng sudah tidak mendukung. Namun meskipun
Pindah benteng ini digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata. Mungkin hal
iniyang menyebabkan benteng ini menjadi tertutup untuk umum dan
misterius.
Pada akhir tahun 2011
akhirnya benteng pendem ngawi dibuka untuk umum setelah puluhan tahun benteng
ini tertutup untuk umum. Hal ini terjadi karena gudang senjata juga dipindahkan
ke jalan Siliwangi. Benteng Pendem Ngawi ini memiliki nilai sejarah yang
tinggi. Benteng Pendem ini dibangun oleh gubernur van den bosh sekitar tahun
1839 dengan memanfaatkan sungai bengawan solo dengan tujuan untuk mengatasi
serangan dan pengaruh kerajaan mataram di yogyakarta. selain itu benteng ini
dulunya juga digunakan oleh ilmuwan belanda sebagai tempat persinggahan.
Meskipun telah berusia tua, benteng pendem
ngawi masih sangat kokoh. Bangunan ini terdiri dari pintu gerbang utama serta
kamar kamar yang digunakan untuk para tentara. Ada sebuah halaman rumput di
tengah tengah benteng dan juga ada beberapa tempat yang dulunya digunakan
sebagai kandang kuda. Di sekeliling benteng ada gundukan tanah yang memang
sengaja dibuat untuk menahan luapan air sungai bengawan solo hal ini pula yang
menjadikan benteng ini terkesan terpendam. Parit selebar 5 meter dahulunya juga
ada mengelilingi benteng ini, Namun karena sudah lama parit ini sudah tertutup
tanah.
Jika anda penasaran dengan benteng ini.
Silakan berkunjung ke kota ngawi tepatnya di Kelurahan Pelem. Untuk mencapai
Lokawisata Benteng Pendem Ngawi cukup mudah karena letaknya yang berada di
pusat kota Ngawi. Semenjak benteng ini dibuka untuk umum menjadi salah satu objek wisata di Kota Ngawi, benteng ini
mulai ramai dikunjungi oleh masyarakat. Pada awalnya masyarakat kurang percaya
akan dibukanya benteng yang telah ditutup selama puluhan tahun ini. Sekarang
untuk siapa saja boleh masuk dan berkunjung ke benteng ngawi ini. Untuk masuk
Benteng Pendem ngawi anda perlu membeli tiket masuk dengan harga yang murah.
Semoga setelah dibuka untuk umum Benteng ini bisa di rawat dengan baik dan
dikenal luas.
Air Terjun Pengantin
Mari kita jelajahi satu lagi obyek wisata alam yang
ada di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Obyek wisata
alam ini terbilang masih sangat alami dan belum
banyak terjamah oleh tangan manusia, obyek wisata tersebut adalah Wisata Air Terjun Pengantin. Obyek wisata alam berupa air terjun ini
memang belum seterkenal obyek wisata Ngawi lainnya seperti Air Terjun Serambangatau Perkebunan Teh Jamus. Namanya baru
mulai dikenal oleh masyarakat Ngawi dan sekitarnya dalam dua tahun terakhir
ini.
Air Terjun Pengantin terletak di Dusun Besek, Desa
Hargomulyo, Kecamatan NgrambeKabupaten Ngawi. Untuk menuju
lokasi air terjun ini dari pusat Kota Ngawi dibutuhkan waktu sekitar 3 jam
perjalanan. Dari arah Ngawi silakan Anda mengikuti penunjuk arah yang menuju
Paron, setelah sampai di Paron silakan Anda mengambil rute menuju Jogorogo.
Setelah sampai di Jogorogo Anda akan menemukan penunjuk arah menuju Ngrambe.
Sedangkan dari arah Magetan silakan ambil rute menuju Panekan, kemudian ambil
arah menuju Kendal diteruskan menuju Jogorogo dan dilanjutkan ke arah Ngrambe.
Nama Air Terjun Pengantin diambil dari keunikan
bentuk air terjun yang terdiri dari dua buah air terjun yang berdampingan
layaknya sepasang pengantin. Sebelum diberi nama Air terjun Pengantin, dulunya
air terjun ini dikenal dengan nama Air Terjun Jumog/DungJi. Tinggi Air Terjun
Pengantin sekitar 12 m. Air terjun ini memang terbilang tidak terlalu tinggi,
namun keindahan air terjun ini siap untuk memikat mata siapa saja yang
melihatnya.
Salah satu kepercayaan yang beredar di masyarakat
sekitar menyebutkan bahwa jika ada sepasang muda-mudi yang masih pacaran
mengunjungi air terjun ini, dipercaya mereka akan semakin dekat dengan
pernikahan. Dan bagi pasangan yang sudah menikah, konon dikabarkan rumah tangga
pasangan tersebut akan semakin harmonis dan hubungan mereka akan bertambah baik.
Tak jauh dari lokasi Air Terjun Pengantin terdapat
satu lagi tempat wisata yang yang patut untuk Anda kunjungi, yaitu Wisata Kebun
Teh Jamus. Sebuah agrowisata dengan latar belakang perkebunan
teh yang didalamnya terdapat beberapa wahana wisata lainnya seperti kolam
renang anak, pabrik teh, Sumber Lanang, Goa Jepang, Jamus Borobudur Hill dan
bumi perkemahan. Jika suatu saat Anda berkunjung ke Ngawi, jangan lupa
meluangkan waktu Anda untuk berwisata ke Air Terjun Pengantin.
Pemandian Tawun
Legenda Sendang Tawun Ngawi Jatim (Duk Beji) Taman wisata pemandian Tawun, terletak di Desa
Tawun Kec. Kasreman Kab. Ngawi sekitar 7 Km dari pusat kota kearah timur, yang
sebagian besar penduduknya adalah Petani dengan jumlah 10 Dusun, antara lain
Dsn Tawun 1 sampai 4, kemudian Mencon, Beton, Bugel, Konten, Pucang dan
terakhir Dusun "Dari".
Kisah berawal pada abad 15. Konon Ki Ageng Tawun (biasa juga di
sebut Ki Ageng Mentaun) menemukan Sendang ( Mata Air) yang kemudian diberi nama
Sendang Tawun dan Ki Ageng Tawun kemudian menetap disana dan dikaruniai 2 orang
anak yaitu Raden Lodrojoyo dan Raden Hascaryo.
Sementara kedua putranya mempunyai kegemaran yang berbeda. Raden
Lodrojoyo lebih suka bertani. Sedang Raden Hascaryo lebih condong belajar ilmu
Kanuragan (Ilmu Olah Perang) dan berguru pada Raden Sinorowito, putra
Kesultanan Pajang, yang kala itu kebetulan sedang berkelana bersama Ki Ageng
Tawun dan menetap bersama keluarganya.
Berkat keuletan Olah Keprajuritan, Sultan Pajang berkenan
menjadikan Raden Hascaryo sebagai senopati Perang (Panglima). Bagaimanapun, Ki
Ageng Tawun akhirnya Gamang hatinya, dan memberikan Pusaka andalannya yang
berupa Selendang yang diberi nama Kyai CINDE sebagai bekal dalam pergumulan
perang antara Pajang dan Kerajaan Blambangan.
Kembali pada kesederhanaan hidup Raden Lodrojoyo, yang selalu
dekat dengan rakyat kecil. Keinginan kuatnya hanya satu, yakni bagaimana
caranya agar Mata Air (Sendang) TAWUN yang tak pernah surut airnya meski
kemarau panjang ini bisa mengalir di areal persawahan. Karena hanya dengan cara
itu, maka kebutuhan air di musim kemarau bisa tercukupi.
Suatu hari yang jatuh pada hari Jum’at Legi pukul 7 malam,
dengan memohon ijin Ramandanya, Raden Lodrojoyo, bertekat bulat melakukan
Semedi, dengan menjalani TAPA KUNGKUM (Berdo’a sambil merendamkan diri di air),
memohon petunjuk pada Tuhan yang Maha Esa agar diberi kemudahan untuk membantu
warganya yang kebanyakan kaum petani. Dan tengah malam, warga
dikagetkan dengan suara ledakan yang menggelegar. Berbondong-bondonglah
penduduk berhamburan keluar menuju tempat ledakan berasal. Dan terbelalaklah
pandangan mereka, begitu mengetahui Sendang TAWUN telah pindah tempat kesebelah
utara dengan posisi lebih tinggi dari Areal persawahan Warga sehingga Air
mengalir deras menuju persawahan warga.
Namun, keberadaan Raden Lodrojoyo tidak ditemukan. Pencarian
dilakukan warga hingga menginjak Hari Selasa Kliwon dan meski sumber mata air
dikuras sampai habis, jasadnya tak pernah ditemukan. Dan Untuk mengenang
kejadian tersebut, hingga kini di Taman Wisata Tawun selalu diadakan Ritual
Adat Bersih Sendang (DUK BEJI) yang selalu tepat mengambil hari Selasa Kliwon
dalam setahun sekali. (Dikisahkan mBahwo Pomo).
Wisata air terjun Srambang Ngawi
Wisata air terjun di Indonesia mungkin tak seluas
Niagara Fails di Amerika Serikat dan Kanada. Dilihat dari ketinggiannya, air
terjun di Indonesia juga tak setinggi Angels Falls di Venezuela, Amerika
Selatan. Namun, wisata air terjun di Indonesia tak terhitung jumlahnya. Tiap
air terjun, curug, atau coban memiliki pesona tersendiri. Salah satunya adalah
Air Terjun Srambang.
Air terjun ini berlokasi di lereng Gunung Lawu.
Tepatnya adalah di Desa Girimulyo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi,
Provinsi Jawa Timur. Srambang memiliki ketinggian sekitar 25 meter. Kondisi
sekelilingnya masih alami. Tebing tinggi yang berselimut lumut dan pepohonan
yang menaungi area di sekitar air terjun menyajikan keelokan bagi siapa saja
yang mengunjunginya.
Lokasi wisata air terjun ini terbilang mudah dicapai.
Dari pusat kota Ngawi, perjalanan bisa ditempuh dalam waktu kurang dari satu
jam bisa menggunakan mobil, sepeda motor, atau angkutan umum ke area wisata air
terjun. Untuk mencapai air terjun sendiri, Beez dapat melakukannya dengan
berjalan kaki.
Di daerah Ngawi dan sekitarnya, Air Terjun Srambang
cukup populer. Destinasi ini kerap dibanjiri pengunjung saat akhir pekan maupun
saat musim liburan tiba. Bahkan, masyarakat kota-kota lainnya pun tertarik
untuk menengok keindahan air terjun ini.
Usai mengabadikan potret diri berlatar air terjun,
Beez bisa berendam dan bermain air di sekitar aliran air Srambang. Air terjun
ini juga dikenal akan Kali Tiban atau sungai yang muncul secara alami atau
tiba-tiba tanpa campur tangan manusia. Ini terjadi akibat proses alam seperti
tanah longsor yang menciptakan Kali Tiban.
Selain alamnya yang asri, udara di sekitar air terjun
sangat sejuk. Jika ingin lebih nikmat lagi, Beez bisa mencicipi jagung bakar
yang banyak dijual di sekitar air terjun. Di tengah hawa dingin akibat udara
yang sejuk dan cipratan dari tempias air terjun, jagung bakar merupakan
pelengkap yang nikmat.
Wisata Kebun Teh Jamus
Wisata Kebun Teh
Jamus (Djamus) - Setelah
sebelumnya kita menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke Pantai Indrayanti yang
berada di Gunungkidul Jogjakarta. Dalam kesempatan kali ini saya akan kembali
mengajak Anda untuk menyusuri pesisir barat dari Kabupaten Ngawi. Wilayah Ngawi
sebelah barat yang berada di lereng Gunung Lawu menyimpan segudang
keindahan pesona alam yang sayang untuk diabaikan. Dan salah satu tempat wisata
yang patut untuk Anda kunjungi adalah Kawasan Agrowisata
Kebun Teh Jamus (Djamus).
Perkebunan Teh Jamus dikelola oleh PT Candi
Loka, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan perkebunan
teh dan produksi air mineral. Ada beberapa spot menarik di kawasan Kebuh Teh
Jamus, beberapa diantaranya adalah kawasan perkebunan itu sendiri yang
menawarkan pemandangan yang sangat indah dan menyegarkan mata, kolam renang
anak, pabrik teh, terdapat pula Sumber Lanang, Goa Jepang, Jamus Borobudur Hill
dan bumi perkemahan.
Tempat
wisata Jamus terletak
di Desa Girikerto Kecamatan Sine, atau sekitar 40 KM arah barat daya Kota
Ngawi. Dari arah Kota Ngawi Anda bisa mengambil angkutan dengan rute
Ngawi-Jogorogo. Setelah sampai di Pasar Jogorogo Anda bisa mengambil rute
yang menuju Ngrambe. Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 KM, Anda akan
menemukan penunjuk arah menuju ke Kebun Teh Djamus.
Pemerintah Ngawi sepertinya mulai serius
menggarap aset berharga ini. Banyak sekali pembenahan yang dilakukan dari tahun
ke tahun, mulai dari pembenahan jalan akses menuju kebun teh, wahana
Flying Fox, kamar mandi, tempat parkir dan lain sebagainya. Salah satu hal yang
terlihat sangat mencolok dari kawasan Kebun Teh Jamus adalah tidak adanya hotel
yang berdiri di kawasan ini. Hal ini sengaja dibiarkan untuk mempertahankan
konsep wisata alam yang asri. Namun tak perlu khawatir, bagi Anda yang ingin
menginap di kawasan kebuh teh ini Anda masih bisa menyewa rumah-rumah penduduk
yang ada di sekitar perkebunan Teh Djamus. Tarifnya sudah pasti jauh lebih
murah dibandingkan biaya menginap di hotel.
Water Boom Tirto Nirmolo
Water Boom Tirto Nirmolo adalah sebuah obyek
wisata pemandian di Kota Ngawi yang berupa kolam renang. Water Boom ini
terletak di jalan raya Ngawi - Madiun. Tepatnya di Desa Tempuran, Kecamatan
Paron, Kabupaten Ngawi. Karena letaknya dipinggir jalan raya, sehingga
memudahkan para pengunjung untuk mencapainya.
Water Boom TirtoNirmolo tidak hanya menawarkan
kolam renang saja, tetapi juga dilengkapi berbagai fasilitas, berikut ini
fasilitas-fasilitas yang dapat pengunjung nikmati diantaranya adalah Kolam
Renang Seluncur, Kolam Renang Laba-laba, Kolam Air Mancur, Kolam Renang Ember
Tumpah, Kolam Renang Dewasa dan Anak-anak, Gedung Film 3D, Boom-boom Boat,
Becak Family, Kereta Gantung, Kereta Electrik, Moto ATV, Flyng Fox, Boom-boom
Car, Animal Electrik, Bianglala, Panggung Festival dan Rest Parking Area. Untuk
fasilitas Water Boom ini bias dibilang sangat lengkap. Tempat Wisata ini sangat
cocok untuk bermain, liburan, bersantai, olah raga atau sekedar mengisi akhir
pekan. Anda bisa datang sendiri, dengan mengajak teman, kerabat atau keluarga.
Untuk harga tiket masuk cukup relatif murah, hanya dengan Rp 10.000 (sepuluh
ribu) pengunjung bisa menikmati beberapa fasilitas ini, akan tetapi ada
beberapa fasilitas yang mewajibkan untuk membayar lagi.
Buat anda masyarakat kota Ngawi, atau
masyarakat luar kota Ngawi yang penasaran dan tidak sabar ingin menjajal atau
menikmati Water Boom Tirto Nirmolo ini, Langsung saja datang di Desa Tempuran,
Paron, Ngawi.
Wisata Monumen Suryo Ngawi
Jawa Timur adalah salah satu provinsi di
Indonesi yang juga kaya akan objek wisata, baik itu wisata alam maupun wisata
pengetahuan, seperti Wisata Monumen Suryo yang ada di Ngawi, Jawa Timur.
Monumen ini adalah monumen yang dibuat untuk mengenang Gubernur pertama
Provinsi Jawa Timur yang telah gugur akibat dibunuh oleh para komunis kejam di
tahun 1948. Banyak hal menarik yang akan anda lihat di Wisata Monumen Suryo Ngawi selain ilmu pengetahuan tentunya.
Berbicara mengenai sejarah monumen ini,
dahulu di tepatnya tahun 1948 gubernur-gubernur dari masing-masing kabupaten
dipanggil oleh Presiden Soekarno ke Yogyakarta yang dulunya adalah Ibu kota
Indonesia untuk mengikuti Rapat, lantas ketika Gubernur Suryo akan pulang ke
Surabaya ditengah perjalanan rombongan nya di hadang oleh kumpulan komunis yang
memang berjiwa kejam dan tak kenal belas Kasihan. Dengan paksa Gubernur Suryo
dan rombongan nya di bawa ke tengah hutan dan kemudian tanpa ampun langsung
dibunuh oleh para Komunis tersebut, pembunuhan ini tepat terjadi di Hutan Ngawi
Kedungalar Dukuh Bago Desa Kedungalar,Kabupaten Ngawi.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, dan
mengenang jasa-jasa Gubernur Suryo sebagai Gubernur pertama Provinsi Jawa Barat
di bangunlah monumen ini, letak monumen ini cukup strategis yaitu diantara
hutan kayu jati dan hutan kayu mahoni yang juga berperan mempercantik keindahan
dan ketertarikan Wisata
Monumen Surya Ngawi provinsi
Jawa Timur ini. Selain itu yang menarik di Monumen ini adalah disekitarnya
terdapat berbagai macam flora langka yang memang dilindungi, kemudian ada
berbagai macam jenis burung yang memang dikembang biakkan oleh pengelola wisata
monumen ini.
Sedangkan untuk anda yang membawa si buah hati
ke Wisata Monumen Suryo Ngawi ini tidak perlu khawatir karena di
objek wisata ini juga ada tempat bermain untuk anak, juga ada Mushola, dan
tempat beristirahat sembari menikmati keindahan alam dan mengenal siapa
Gubernur Suryo itu. Nah, didekat objek wisata ini juga ada pasar burung dan
beberapa hewan lucu lainnya yang sangat pas untuk dijadikan sebagai oleh -oleh.
IV.
KULINER KHAS
KABUPATEN NGAWI
Kripik
Tempe
Setiap daerah tentu mempunyai
makanan khas,seperti halnya ngawi, makanan khas dari Ngawi adalah Kripik Tempe.
Kripik adalah makanan ringan yang dibuat dari umbi-umbian, buah atau bisa juga
sayuran yang di iris tipis kemudian digoreng. Begitu halnya dengan Kripik tempe, makanan ringan yang
cukup populer dan mudah didapat ini sangat mudah untuk membuatnya. Cukup dengan
menggunakan bahan dasar tempe yang di iris tipis dan dicampur dengan bumbu dan
tepung kemudian di goreng.Namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal gunakan
minyak goreng yang berkualitas.
Saat ini belum ada pabrik pembuat kripik tempe, karena
pembuaatannya biasanya masih sangat tradisional dan alami dan tanpa bahan
pengawet. Sebagai contoh adalah Desa Sadang, sebuah desa tepatnya di kota ngawi
jawa timur ini adalah desa yang semua penduduknya sebagai pembuat Kripik tempe
atau lebih dikenal dengan home industri. Kripik Tempe Sadang ini banyak di jual
di kota Ngawi dan sekitarnya, misalnya Geneng, Maospati, Madiun, Seragen, Surakarta, Caruban, Nganjuk, Kediri,
Cepu dan Bojonegoro. Sebuah home industri kripik tempe yang hanya
satu-satunya di jawa timur ini sangatlah terkenal ke pelosok daerah, karena
rasanya yang sangat gurih, renyah dan nikmat.
Jika anda melakukan perjalanan dari Jogja- Solo- Surabaya pasti
melewati kota Ngawi. Sangat disayangkan jika anda tidak membeli oleh-oleh yang
khas dari kota Ngawi ini. Namun jika anda jarang bepergian dan jauh dari Ngawi
anda dapat membeli dari rumah anda dan barang kami antar ke tempat anda.
Bahan :
-
1000 gr Tempe,
iris tipis
-
200 gr Tepung Beras
-
100 gr Tepung Kanji
-
500 ml Santan
-
2 butir Telur
-
1000 ml Minyak Goreng
Bahan Halus :
-
7
siung Bawang putih
-
5 butir Kemiri
-
10 lembar daun jeruk
-
3 cm kunyit
-
2 sdt Ketumbar
-
3 sdm Garam
Cara Membuat :
-
Campur bumbu halus
dengan tepung beras, tepung kanji, santan dan telur. Aduk rata.
-
Panaskan minyak
goreng, celupkan tempe kedalam adonan tepung. Lalu masukkan
kedalam minyak banyak dan panas.
-
Goreng dengan api sedang sambil dibolak balik sampai kering.
-
Angkat dan Tiriskan.
Wedang Cemue
Wedang Cemue merupakan
minuman khas kota Ngawi, lebih mirip dengan minuman sekoteng atau ronde. Tetapi
Wedang Cemue mempunyai khas sendiri, selain ada potongan roti dan kacang,
Wedang Cemue menggunakan gula merah dan selain itu ada tambahan lainnya yaitu
kolang kaling atau kelapa muda.
Wedang Cemue merupakan
jenis minuman hangat yang biasa disajikan saat musim hujan atau berbuka puasa.
Bisa juga dijadikan teman makan gorengan atau makanan lainnya.
Cara membuat wedang cemue:
Bahan :
-
3
lembar roti tawar, potong kotak kecil
-
3 cangkir air putih
-
1 cangkir santan kental
-
3 sdm gula pasir
-
Jahe
sebesar ibu jari tangan, dikeprek
-
Sejumput
garam
-
Daun
pandan, remas-remas, ikat
Untuk taburan :
-
Bawang
merah goreng
-
Kacang
tanah kupas yang digoreng, bisa juga menggunakan kacang bawang atau kacang
kulit kemasan yang dikupas hingga ke kulit tipisnya.
Cara Membuat :
-
Rebus air dengan gula, garam,
jahe, dan daun pandan. Gunakan api kecil. Aduk hingga gula larut
-
Tambahkan santan, aduk agar tidak
pecah, didihkan, matikan api
-
Tuang kuah santan ke gelas saji,
beri irisan roti secukupnya, taburi bawang goreng dan kacang, sajikan hangat.
Jangan
ragu dengan perpaduan santan dan bawang goreng. Justru itu letak keunikan dan
nikmatnya minuman ini. Semoga bisa menjadi alternatif menu buka puasa, dan bisa
menjadi temen penghangat tubuh waktu malam
Ledre
Mungkin anda mengenal Ledre adalah makanan khas
Bojonegoro. Padahal Ledre merupakan jajanan khas Kabupaten Ngawi, yang sudah
berpuluh puluh bahkan beratus tahun yang lalu hadir meramaikan kuliner kota Ngawi.
Bentuk dari Ledre sendiri seperti
Opak(krupuk) Gapit tetapi digulung. Rasa dari
Ledre sendiri adalah manis dan tentunya renyah, sehingga sangat menggugah
selera untuk dinikmati. Ledre sangat cocok sebagai cemilan diwaktu santai.
Untuk
mendapatkan Ledre tidaklah sulit, karena banyak dijual di toko oleh-oleh khas
Ngawi. Bila anda berminat mencicipi silahkan berkunjung di Kabupaten Ngawi.
Cara membuat ledre adalah sebagai berikut :
BAHAN
·
250
gr tepung ketan
·
1 btr kelapa agak muda, parut kasar
·
5 bh pisang raja, lumat kasar
·
250
ml air
·
1
sdt garam
·
100
gr gula
·
1/2
sdt vaniliTABURAN:
·
gula pasir secukupnya
CARA MEMASAK
1.
Rebus gula, garam, dan vanili dengan 250 ml air
hingga larut.
2.
Masukkan parutan kelapa muda, aduk-aduk. Matikan
api.
3.
Selagi masih panas, masukkan tepung ketan
sehingga membentuk adonan kental.
4.
Siapkan wajan anti lengket, olesi dengan
mentega tipis-tipis. Beri 2 sendok adonan, tekan-tekan dengan
punggung sendok hingga tipis (ketebalan 1/2 cm). Beri 1-2 sdm
pisang yang telah dilumatkan. Ratakan, taburi dengan gula pasir.
Tutup wajan agar pisang matang.
5.
Bila bagian bawah sudah berkerak agak gosong,
lipat ledre. Sisihkan.
6.
Lakukan hingga semua adonan habis. sajikan.
TIPS & TRIK:
§ Sebelum diparut
kelapa dikerok dulu kulit arinya ya.
§ Pisang
raja pilih yang benar-benar matang. Kalau tidak, pisang biasanya
berasa sepet, kelat di lidah. Jadi kalau tidak ada pisang raja
masak pohon, mending pakai pisang kepok.
§ Tepung
ketan usahakan hasil gilingan baru. Kalau ada tempat penggilingan
dekat kita asik. Bisa numpang digilingkan agak kasar, jangan yang
lembut banget. Jadi masih ada butiran-butirannya gitu. Atau bisa
saja kita buat sendiri, gunakan saja food processor.
§ Porsi tepung
ketan bisa ditambah atau dikurangi tergantung tingkat kekeringan tepung.
Yang penting adonan bisa kental.
Tepo Tahu
Tepo Tahu adalah campuran antara Tepo
dan Tahu. Tepo terbuat dari beras, yang cara pembuatannya hampir sama atau
bahkan sama dengan ketupat. Untuk Tahu, biasanya menggunakan tahu coklat, bisa
juga menggunakan tahu putih dan kemudian digoreng.
Tepo Tahu adalah merupakan Makanan Khas Asli
kota Ngawi. Tepo Tahu adalah campuran antara Tepo dan Tahu. Tepo terbuat dari
beras, yang cara pembuatannya hampir sama atau bahkan sama dengan ketupat.
Untuk Tahu, biasanya menggunakan tahu coklat, bisa juga menggunakan tahu putih
dan kemudian digoreng.
Untuk penyajiannya, tepo dan tahu dipotong
kecil sesuai selera, kemudian diberi tauge atau kecambah, kol dan tidak lupa
tambahkan daun sledri. Yang terakhir adalah siram dengan kecap yang yang
berbumbu pedas, cara buatnya cukup mudah, cabe diuleg, bisa juga ditambahkan
garam atau gula secukupnya kemudian tambahkan kecap dan diuleg.
Makanan khas Ngawi ini sepintas seperti Tahu
Guling di Jogja, Lontong Tahu Kudus dan Tahu Tek Surabaya.
Nasi Pecel
Nasi Pecel biasanya identik dengan Madiun,
sehingga apabila mendengar pecel, dibenak anda tertuju pada pecel Madiun.
Padahal selain Madiun ada daerah-daerah lain seperti, Nganjuk, Kediri, Ponorogo
dan tentunya juga Ngawi. Dari segi rasa daerah-daerah tersebut tentunya
memiliki ciri khas masing-masing.
Pecel
terbuat dari kacang tanah yang digiling atau ditumbuk dan dicampur dengan
cabai. Sedangkan untuk sayurannya, biasanya menggunakan Kacang Panjang,
Kecipir, Daun Kenikir, Tauge, Kembang Turi, Bayam, Biji Lamtoro atau petai cina
dan sayuran yang lain. Beda Pecel Ngawi dan Madiun terletak pada ulegannya, kalau
Pecel Madiun halus, sedangkan Pecel Ngawi lebih kasar dan rasa pedasnya agak
menyengat.
Pelengkap atau pendamping dari pecel biasanya
ada rempeyek, bisa juga krupuk, telur dan sambal tumpang. Bila anda
penasaran dengan Pecel Ngawi, silahkan anda datang langsung ke kota Ngawi,
disitu anda bisa menemukan dan menikmati di rumah makan atau warung-warung
pinggir jalan
Lentho
Makanan khas Ngawi sangat banyak sekali
ragamnya, salah satunya adalah makanan yang satu ini yakni Lentho. Lentho
sebenarnya merupakan makanan favorit saya waktu kecil. Namun seiring
perkembangan zaman, Lentho sendiri agak terpinggirkan.
Meskipun begitu untuk mendapatkannya tidak terlalu sulit untuk wilayah sekitar
Ngawi. Anda bisa mendapatkannya diwarung-warung pinggir jalan. Untuk daerah
saya tepatnya di Dusun Dungkul, Desa Dawung, Kecamatan Jogorogo, anda bisa
mendapatkan atau membeli di warung Mbah Tukiyem atau sekarang diwariskan kepada
anaknya Lek Karno.
Lentho rasanya sangat enak dan gurih. Jenis
makanan ini sendiri kaya ragamnya, ada yang berbahan kacang Tanah ada juga yang
menggunakan kacang Tolo. Selain itu, sebenarnya bahan dari kacang-kacangan bisa
dipadukan sesuai dengan selera.
Cara membuat Lentho tidak terlalu sulit, Lentho
dibuat dari tepung, kacang tanah dan kelapa. Sebelumnya kacang tanah direbus
terlebih dahulu supaya empuk dan kelapa juga harus diparut. Kemudian tepung
dicampur dengan kacang tanah, parutan kelapa dan dibumbui rempah-rempah,
setelah itu adonan Lentho kemudian digoreng. Lentho
memang terlihat keras bagian luarnya, itu karena supaya lentho renyah saat
digigit dan sangat cocok dimakan pada saat masih hangat. Biasanya Lentho
dihidangkan sebagai cemilan waktu santai.
Kalau anda ingin mencicipi rasa Lentho
seperti apa, tetapi di daerah sekitar anda tidak ada, anda bisa berkunjung ke
daerah Ngawi.
V.
10 KHAS
KABUPATEN NGAWI YANG TIDAK DITEMUKAN DI DAERAH LAIN
- Satu-satunya kota yang diakui secara nasional sebagai penghasil Kripik
tempe yang khas. Kripik
tempe khas Ngawi banyak di hasilkan dan diproduksi oleh masyarakat ngawi.
Terutama warga masyarakat Prandon Ngawi. Mereka telah turun-temurun
memproduksi tempe dan mengolahnya menjadi kripik tempe ini. Perkembangan
usaha ini mulai dari skala kecil hingga produksi secara besar-besaran.
- Tempat terbunuhnya Gubernur Jawa Timur pertama kali. Gubernur Soerja, adalah
gubernur Jawa Timur yang terbunuh di perbatasan kota Ngawi dan Jawa
Tengah. Jika anda ingin mengetahui situsnya, anda dapat berkunjung ke
Wisata Monumen Soerja Ngawi. Ditempat ini anda juga dapat menawar
macam-macam burung. Karena disisni terdapat juga Pasar Burung.
- Sehabis Salam dilanjutkan tepuk Tangan. Jika anda berada di
ngawi, setelah seseorang mengucapkan salam maka, otomatis dilanjutkan
dengan teuk tangan. Ini sebagai bukti slogan Ngawi Ramah. Namun, adat ini
hanya berlaku pada saat acara-acara resmi. Salam unik ini hanya anda
temukan di Ngawi.
- Penggagas GKD (Gerakan Kembali ke Desa). Gerakan ini kini sudah
tidak terdengar gaungnya. GKD ini pernah menjadi program nasional, dan
penggagasnya adalah tokoh cendekiawan dari Ngawi.
- Kota dengan ber ikon Bambu dan Kura-kura. Kota Ngawi adalah kota
yang berikon pohon bambu. Mengapa ? karena nama Ngawi berarti awi atau
bambu. Selain itu di tinmur pusat kota Ngawi terdapat Taman Wisata Tawun.
Disini terdapat mata air (sendang) dengan penunggunya adalah Binatang
Kura-kura. Kura-kura ini sangat dianggap wingit oleh masyarakat sekitar.
- Ngawi memiliki alun-alun terbesar se Jawa Timur. Alun-alun Ngawi sangat
luas tempatnya. Disini anda dapat menikmati kuliner khas Ngawi serta
berbagai hiburan yang terdapat di wisata malam hari alun-alun Ngawi.
Predikat alun-alun terluas ini dapat dibuktikan dengan betapa luasnya
lapangan, taman, serta komplek penjual kuliner dialun-alun Ngawi ini.
Jangan lupa ibadah di barat alun-alun karena disitu adalah Masjid Agung
yang sangat megah dan besar. Semoga jamaahnya juga banyak.... sejarah di
Sekitar Masjid ini terdapat suatu cerita mistis yang diantaranya terdapat
batu giok di komplek Masjid ini. Katanya siih,.. setelah batu ini dicuri
orang, Ngawi mengalami Banjir besar. Masih ingatkah banjir Ngawi tahun
2009 ? padahal sebelumnya Ngawi tidak pernah banjir. dan secara geografis,
Ngawi sangat kecil kemungkinannya terkena banjir. Tapi, ini mitos lho ?
- Terdapat kerajaan dedemit / kerajaan mahkluk halus (Alas Srigati).
- Tempat ditemukannya Manusia Purba (pitechantropus). Ngawi, tepatnya di Desa
sekitar Trinil adalah situs ditemukannya Manusia Purba oleh warga asing.
Di Museum Trinil ini anda dapat mempelajari beberapa Fosil Purba.
- Terdapat Benteng terbesar peninggalan Belanda (Benteng Van Den Bosch).
- Satu-satunya kota dengan pembangunan jalan yang paling parah rusaknya. Ngawi,. Tak lepas dari
jalan rusak dan pembangunan yang ampuuuuuuun,.. paling jelek. Bandingkan
dengan kota-kota lain. Nah, anda dapat menikmati kondisi jalan yang luar
biasa rusaknya ini di semua jalan-jalan Ngawi, wabil khusus jalan
dipelosok-pelosok Desa. Jadi, selamat menikmati.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kabupaten
memiliki banyak kebudayaan, tempat wisata dan kuliner yang tidak ditemui di
daerah lain, diantaranya:
a.
Tari Penthul Malikan
b.
Tari Orek-Orek
c.
Tari Bedoyo Srigati
d.
Keduk Bedji
e.
Batik Khas Nhawi
Tempat wisata:
a.
Museum Trinil
b.
Benteng Pendem
c.
Air Terjun Pengantin
d.
Air Terjum Srambang
e.
Pemandian Tawun
f.
Water Boom Tirto Nirmolo
g.
Monumen Suryo
h.
Kebun Teh Jamus
Kuliner:
a.
Tahu Tepo
b.
Nasi Pecel
c.
Ledre
d.
Kripik Tempe
e.
Lentho
f.
Wedang Cemue
2.
Saran
Budaya
daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala
sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya
nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga,
memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun
budaya nasional, karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
TERIMAKASIH DI IJINKAN BERKUJUNG MOGA BERMANFAAT BAGI KAMI
BalasHapus